Hiperurisemia merupakan keadaan meningkatnya asam urat dalam
darah akibat gangguan metabolisme purin. Asam urat yang sulit larut dalam urin
dalam menjadi limbah purin yang mengakibatkan hiperurisemia.
Dalam urin dengan pH 5, hanya 10 persen asam urat yang larut
jika dibandingkan dalam urin dengan pH 7. Sementara, pada umumnya urin kita
memiliki pH sekitar 5,8. Untuk itu pederita dengan hiperurisemia perlu
melakukan diet dengan membatasi konsumsi makanan, khususnya yang tinggi purin
(kandungan purin 150 mg – 1500 mg/100 gram bahan makanan).
Diet rendah purin memiliki beberapa perbedaan dengan diet
seimbang bagi orang normal. Makanan yang dikonsumsi penderita tidak boleh
melebihi 150 mg purin per hari agar kadar asam urat darah tidak melebihi 7 mg
persen. Karakteristik diet rendah purin adalah :
Membatasi jenis bahan makanan yang kandungan purinnya tinggi
(melebihi 150 mg persen) seperti jeroan dan jamur kering, alcohol, sardencis
(dan makanan yang diasamkan), kerang, burung, unggas (bebek, angsa), kaldu,
emping, dan tape (produk peragian). Golongan makanan yang kandungan purinnya
antara 50 – 150 mg purin/ 100 gram seperti bahan makanan (misalnya, daging
sapi, ayam, ikan, kacang-kacangan yang dikeringkan, bayam, singkong, buncis,
kembang kol, jamur segar dan asparagus) harus dikurangi.
Perlu penambahan konsumsi sayuran dan buah yang dapat
membantu pengeluaran asam urat. Selain itu penderita juga harus membatasi
konsumsi lemak karena asupan lemak yang berlebihan akan mengurangi ekskresi
asam urat. Peningkatan asupan cairan sehingga mencapai 2 liter per hari atau 1
cc per makanan yang dikonsumsi juga perlu dilakukan oleh penderita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar